Wakapolri: WNA Penipu Siber Pasti Pakai Paspor, Dikoordinir Broker

Sebagian besar WNA yang pelaku penipuan siber internasional yang ditangkap di Surabaya dan Bali tak bisa menunjukkan paspor. Wakapolri Komjen Syafruddin mengatakan ada broker yang memegang paspor mereka.

“Masuk (ke Indonesia) pasti pakai paspor, para broker dan sebagainya seperti tenaga kerja kita yang keluar, yang ilegal juga masuk pakai paspor dikoordinir oleh brokernya, nah dia jadi nggak bawa paspor,” kata Syafruddin di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (30/7/2017).

Syafruddin menjelaskan, polisi masih mengembangkan kasus ini. Pelaku penipuan itu terdiri dari WN Taiwan dan WN China.

“Sedang dikembangkan ya masih separuh, belum terungkap semua, Surabaya belum tuntas, Jakarta juga belum. Jadi ini kejadian yang sudah tahun lalu juga, jadi memang Polri intensif ungkap itu karena banyak korban di dalam negara kita maupun negara asal, pelaku bukan Indonesia. Pelakunya Taiwan dan China,” ujarnya.

Sebelumnya, 93 pelaku kejahatan siber ditangkap di empat rumah di Perumahan Graha Family, Surabaya. Dari penelusuran polisi hanya 20 persen WN Asing yang memiliki paspor dengan visa kunjungan wisata. “Tidak semua berpaspor hanya sekitar 20 persen,” kata Ketua Tim Satgas Khusus Mabes Polri AKBP Susetyo Purnomo Condro di penggerebekan Perumahan Graha Family Blok N1, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (30/7).

Sementara itu, pihak Imigrasi juga dilibatkan dalam mengidentifikasi 27 WNA yang melakukan penipuan dan pemerasan di sebuah rumah mewah di Benoa, Bali. Ketika rumah mewah itu digerebek oleh Polri bersama kepolisian China, hanya 6 WNA yang menunjukkan paspor.

“Paspor ada 6 yang ditunjukkan oleh para pelaku, sisanya tidak bisa menunjukkan,” kata Ketua Tim Satgasus Mabes Polri Kombes Pol Turnagogo Sihombing di TKP, Jl Puri Bendesa, Benoa, Bali, Sabtu (29/7/2017) malam.

Sumber: Detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *