Kasus Alkes, Siti Fadilah Supari Kembalikan Rp 1,350 Miliar kepada KPK

Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) Febri Diansyah mengungkapkan bahwa mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari, telah mengembalikan uang sebesar Rp 1,350 Miliar kepada negara melalui KPK.

Uang tersebut merupakan pengganti dari penerimaan berupa Mandiri Traveller Cheque (MTC) dalam kasus korupsi pengadaan alat kesehatan ( alkes) tahun 2005.

“Informasi yang kami terima, terdakwa Siti Fadilah Supari mengembalikan uang ke negara melalui rekening KPK sebagai titipan uang pengganti atas penerimaan MTC sejumlah 1,350 miliar,” ujar Febri saat memberikan keterangan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (8/6/2017).

Menurut Febri, uang tersebut disetorkan ke rekening KPK pada Selasa (6/6/2017) lalu.

Informasi mengenai pengembalian uang itu pun, kata Febri, disampaikan pada hakim tipikor sebagai lampiran dari nota pembelaan atau pledoi Siti. “Uang itu disetor ke rekening KPK pada hari selasa dan disampaikan kepada hakim sebagai lampiran pembelaan terdakwa,” ucap Febri.

Dalam kasus tersebut, Siti didakwa melakukan penyalahgunaan wewenang sehingga menyebabkan kerugian keuangan negara sekitar Rp 6.148.638.000. Menurut jaksa, dalam kegiatan pengadaan alkes untuk mengatasi KLB pada tahun 2005, Siti membuat surat rekomendasi mengenai penunjukan langsung.

Ia juga meminta agar kuasa pengguna anggaran dan pejabat pembuat komitmen, Mulya A Hasjmy, menunjuk langsung PT Indofarma Tbk sebagai perusahaan penyedia barang dan jasa. Siti Fadilah juga didakwa menerima suap sebesar Rp 1.875.000.000.

Uang tersebut diberikan oleh Direktur Keuangan PT Graha Ismaya Sri Wahyuningsih berupa Mandiri Traveller Cheque (MTC) sejumlah 20 lembar senilai Rp 500 juta.

Kemudian, dari Rustam Syarifudin Pakaya yang diperoleh dari Direktur Utama PT Graha Ismaya, Masrizal Achmad Syarif sejumlah Rp 1.375.000.000. Uang tersebut terdiri dari 50 lembar MTC senilai Rp 1,2 miliar dan 1 lembar MTC senilai Rp 25 juta, dan 10 lembar MTC senilai Rp 100 juta.

Menurut jaksa, uang-uang tersebut diberikan karena Siti telah menyetujui revisi anggaran untuk kegiatan pengadaan alat kesehatan ( alkes) I, serta memperbolehkan PT Graha Ismaya sebagai suplier pengadaan alkes I.

Meski demikian saat memberikan keterangan sebagai terdakwa di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (19/5/2017), Siti Fadilah bersikeras tidak mengakui keterlibatan dirinya dalam korupsi pengadaan alat kesehatan ( alkes). Siti justru merasa dirinya difitnah orang lain.

Sumber: Kompas.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *