Dilema Arief Poyuono: Direlakan Gerindra, Dipolisikan PDIP

Arief Poyuono di antara 2 partai politik. Partai Gerindra merelakan posisinya sebagai Wakil Ketua Umum gara-gara pernyataan ‘wajar PDIP disamakan dengan PKI’, sedangkan PDIP bakal menyikapi serius pernyataan itu dengan melapor ke polisi.

Dilema bagi Arief. Atas pernyataan itu, Arief mengaku telah meminta maaf secara terbuka ke PDIP dan pihak yang merasa dirugikan. Sempat terucap dari mulutnya apakah ia harus kembali ke PDIP agar dimaafkan. “Sudah, permintaan maaf bagaimana, kan (sudah) di media (online), orang kagak ada TV. Suratnya sudah dipublish sama saya ke mana-mana, sudah ada surat terbuka, di detik (detikcom) saja sudah dimasukin. Jadi, kurang apa lagi?,” ujar Arief, Rabu (2/8) malam.

“Apa kurang saya disuruh kembali ke PDIP? Apa saya harus kembali lagi ke PDIP?” imbuhnya. Lontaran itu pun disambut Waketum Gerindra Fadli Zon. Dia menyebut Arief harus bertanggungjawab dengan pernyataannya yang membuat blunder. Ia juga menyebut nantinya Arief akan diundang ke mahkamah partai untuk dimintai klarifikasinya.

“Kalau itu kan pilihan nggak ada masalah. Kita juga banyak kader-kader dari partai lain, gitu,” ujar Fadli di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (3/8).

“Jadi itu terserah yang bersangkutan mau mempertanggungjawabkan apa yang dia ucapkan begitu. Jadi itu bukan sikap dari partai dan memang beberapa kali membuat blunder. Itu nanti mahkamah partai yang mengundang untuk meminta klarifikasi,” kata Fadli menambahkan. Di lain pihak, PDIP mengaku sangat tidak terima atas pernyataan Arief yang tendensius tersebut. Ketua Bidang Hukum HAM dan Perundang-undangan PDIP Trimedya Panjaitan mengatakan ucapan Arief disikapi PDIP dengan sangat serius. Kalangan internal partai serius membicarakan pernyataan Arief karena dianggap menyerang kehormatan PDIP. Organisasi sayap PDIP, yakni Dewan Pimpinan Nasional Relawan Perjuangan Demokrasi (DPN Repdem), sebelumnya juga melaporkan Arief ke Polda Metro.

“Ya nggak bisa, dong. Kita nggak tahu apa-apa kita, ini main bilang PKI. Kita berkompetisi secara sehat saja, tidak usah saling menghujat,” ujar Trimedya kepada wartawan, Rabu (2/8/2017) malam.

“Masalah sudah resmi partai membuat laporan kan nggak usah ditanya lagi bagaimana (kondisi) di internal kami. Kalau kita sudah membuat laporan, kan berarti resmi. Kalau misal Repdem, apa, itu kan sayap, kalau ini kan nanti resmi. Kita biasa kuasa langsung dari Sekjen,” ucap Trimedya menegaskan. Sementara itu soal pernyataan Arief yang menyebut apa harus kembali ke PDIP untuk dimaafkan, Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira mempertanyakannya. Apakah Arief sudah tidak dipakai Gerindra?

“Apa di Gerindra Pak Arief sudah tidak terpakai lagi?,” ujar Andreas kepada detikcom, Kamis (3/8).

“Di Gerindra kan posisi dia Waketum. Lantas mau masuk ke PDIP anggota biasa, tidak masuk akal. Lebih baik dia buktikan di polisi nanti,” kata Andreas.

Sumber: Detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *